life simple

life simple

Kamis, 23 Januari 2014

BRA, di Balik Perkembangan Fashion



Secara ringkas semangat juang bra ini adalah keinginan kerasnya untuk dapat dilihat oleh semua orang meski ia berada di dalam. Tapi kalau saat ini kalian lagi nyantai ada baiknya lho kalau perjuangannya ini dibaca sampai habis.

Pada awal penciptaannya, bra begitu menikmati tugas penting yang diembannya sebagai pakaian pendukung kenyamanan dan keamanan bagi perempuan itu. Tugas mulia ini dilaksanakannya dengan sungguh-sungguh dan penuh kesukarelaan, hingga pada suatu hari muncul rasa ketidakadilan dalam hatinya.

Perasaan itu muncul ketika setiap orang mulai memuji pakaian luar yang dikenakan perempuan. Keanekaragaman pakaian yang indah-indah, gaun-gaun yang menambah kecantikan pemakainya membuat ketidakadilan yang dirasakan bra itu semakin nyata. Terlebih pada saat itu ia mulai begitu tak diperhatikan lagi. Para perempuan menganggap bra hanyalah sebagai pakaian dalam yang tak harus diperhatikan secara khusus.

Namun ia tak patah arang. Dengan mengajak teman yang senasib dibawahnya yaitu si celana dalam (CD), mereka mulai membuat keanekaragaman seperti halnya pakaian luar menjadi dipuji-puji. Dengan semangat kegigihannya mereka terus berusaha menginovasikan diri mereka sendiri. Berbagai model pakaian dalam lahir sejak saat itu. Hingga pada suatu saat kesuksesan besar dicapainya ketika mereka melahirkan pakaian dalam bikini.

Ramai-ramai perempuan mulai memakai dan menyukainya, terutama saat perempuan pergi ke pantai. Pasangan duet yang serasi ini (bra dan CD) kini juga mendapatkan pujian sebagaimana pakaian luar dan gaun dapatkan. Bahkan pujian yang didapatkannya kini lebih besar, karena selain sesama perempuan para lelakipun tak malu-malu lagi memuji perempuan ketika mereka memakai bikini.

Namun kesuksesan itu ternyata belum membuatnya puas. Ia sadar bahwa bikini yang diciptakannya itu hanya dipakai oleh kalangan tertentu dan disaat tertentu saja. Timbul hasrat dalam dirinya bahwa ia harus dipuji di mana pakaian-pakaian luar itu juga dipuji.

Tak ada cara lain. Ia pun harus mempengaruhi pakaian luar (yang pada dasarnya adalah lawannya sendiri). Ia mulai mengatakan bahwa apa yang pakaian luar punyai sekarang ini sudah tidak efektif dan ketinggalan jaman. Ia mengatakan bahwa pundak perempuan itu indah dan alangkah baiknya kalau pundak perempuan itu juga tidak kalian (pakaian luar) halang-halangi. Nasehatnya ternyata didengar oleh pakaian-pakaian itu. Mereka mulai melebarkan belahan pundaknya. Dan memang ternyata banyak perempuan yang menyukainya. Siasatnya tersebut membuat bra juga mulai diperhatikan karena kini perempuan mulai tidak canggung memperlihatkan tali bra yang mereka kenakan.

 Siasat pun berlanjut. Ia berkata lagi “Ketebalan bahan kalian (pakaian luar) itu membuat perempuan menjadi gerah dan tak akan tahan mengenakan kalian lama-lama. Buatlah bahan yang tipis dan bentuklah diri kalian seperti bentuk tubuh perempuan!” Selera perempuan yang kini ingin mengenakan pakaian yang lebih simple dan juga ingin selalu tampil seksi itu memang masuk akal dengan apa yang dikritikkan oleh bra tersebut. Kini pakaian itu mulai menjadi tipis dan ketat,  membuat perempuan kini lebih merasa nyaman, bebas bergerak dan tentunya membuat keseksian perempuan menjadi lebih terlihat. Tak perlu menduga lagi bra pun menikmati kembali sisi positif itu bagi dirinya. Meski dia cuma berada di dalam namun semua orang mulai mengetahui keberadaan dirinya.

Belum puas juga bra terus mempengaruhi pakaian-pakaian (luar) itu. Dia berkata, “Apa kamu ingat pujian-pujian hebat yang datang kepada bikini? Itu karena manusia begitu mengagumi keindahan tubuh perempuan. Jika kamu ingin memperoleh pujian hebat itu, buatlah tubuh perempuan terlihat indah, buatlah juga dirimu menjadi lebih transparan agar keindahan tubuh perempuan menjadi terlihat!” Nasehat bra memang selalu benar, dan segeralah pakaian itu menuruti apa yang dikatakan bra. Benar saja banyak orang yang sekarang memuji pakaian itu. Kini mereka mendapatkan pujian hebat layaknya yang didapatkan bikini-bikini.

Dan sekarang selesailah bra mempengaruhi mereka. Hari ini semua orang tahu keberadaan dirinya. Ia berhasil membuktikan bahwa bra tak boleh dipandang sebelah mata lagi. Bra harus indah jika pakaian-pakaian itu indah, bra harus seksi jika pakaian-pakaian itu ingin seksi.

Tapi apakah perjuangan bra ini sudah selesai sampai di sini? Ataukah bra masih menginginkan keberadannya lebih diakui lagi? Apakah bra akan berganti mempengaruhi perempuan untuk tidak memperhatikan pakaian dan hanya memperhatikan bra sendiri?

Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Kesimpulannya, perkembangan fashion belakangan ini sebenarnya berasal dari pemikiran bra yang muncul akibat diskriminasi yang dilakukan kaum perempuan terhadapnya. Ketidakadilan yang dirasakannya itu menggugah semangat juang bra. Dari kisah ini kita bisa memetik pelajaran, bahwa jika ada ketidakadilan kita harus bisa melawannya dengan seluruh kemampuan yang ada tanpa ada kata menyerah.

Berikut kisah juang yang ditulis secara ngawur lagi  tidak dapat dipertanggungjawabkan ini. Semoga tidak dijadikan sumber kajian ilmiah atau terlebih dijadikan referensi untuk penyusunan skripsi. JANGAN..! Cukup dijadikan hiburan saja.