life simple
![life simple](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU2aL2qWrWVdhPtrQtzxBSgrS-FeIWTX81b70GHR1OwWfQVQtLvchrX-TLkfSr8y2b6l5OOniteepuO1UNLjXrsTNc4o3bs79oELKUooz5RgEMZBzIM9hIsoqLeCUwxMQ9hwcMLHu0WI5a/s1600/blog.png)
Rabu, 28 Mei 2014
Selasa, 15 April 2014
Kamis, 23 Januari 2014
BRA, di Balik Perkembangan Fashion
Secara ringkas semangat juang bra ini adalah
keinginan kerasnya untuk dapat dilihat oleh semua orang meski ia berada di
dalam. Tapi kalau saat ini kalian lagi nyantai ada baiknya lho kalau
perjuangannya ini dibaca sampai habis.
Pada awal penciptaannya, bra begitu menikmati tugas
penting yang diembannya sebagai pakaian pendukung kenyamanan dan keamanan bagi
perempuan itu. Tugas mulia ini dilaksanakannya dengan sungguh-sungguh dan penuh
kesukarelaan, hingga pada suatu hari muncul rasa ketidakadilan dalam hatinya.
Perasaan itu muncul ketika setiap orang mulai memuji
pakaian luar yang dikenakan perempuan. Keanekaragaman pakaian yang indah-indah,
gaun-gaun yang menambah kecantikan pemakainya membuat ketidakadilan yang
dirasakan bra itu semakin nyata. Terlebih pada saat itu ia mulai begitu tak
diperhatikan lagi. Para perempuan menganggap bra hanyalah sebagai pakaian dalam
yang tak harus diperhatikan secara khusus.
Namun ia tak patah arang. Dengan mengajak teman yang
senasib dibawahnya yaitu si celana dalam (CD), mereka mulai membuat
keanekaragaman seperti halnya pakaian luar menjadi dipuji-puji. Dengan semangat
kegigihannya mereka terus berusaha menginovasikan diri mereka sendiri. Berbagai
model pakaian dalam lahir sejak saat itu. Hingga pada suatu saat kesuksesan
besar dicapainya ketika mereka melahirkan pakaian dalam bikini.
Ramai-ramai perempuan mulai memakai dan menyukainya,
terutama saat perempuan pergi ke pantai. Pasangan duet yang serasi ini (bra dan
CD) kini juga mendapatkan pujian sebagaimana pakaian luar dan gaun dapatkan.
Bahkan pujian yang didapatkannya kini lebih besar, karena selain sesama
perempuan para lelakipun tak malu-malu lagi memuji perempuan ketika mereka
memakai bikini.
Namun kesuksesan itu ternyata belum membuatnya puas.
Ia sadar bahwa bikini yang diciptakannya itu hanya dipakai oleh kalangan
tertentu dan disaat tertentu saja. Timbul hasrat dalam dirinya bahwa ia harus
dipuji di mana pakaian-pakaian luar itu juga dipuji.
Tak ada cara lain. Ia pun harus mempengaruhi pakaian
luar (yang pada dasarnya adalah lawannya sendiri). Ia mulai mengatakan bahwa
apa yang pakaian luar punyai sekarang ini sudah tidak efektif dan ketinggalan
jaman. Ia mengatakan bahwa pundak perempuan itu indah dan alangkah baiknya kalau
pundak perempuan itu juga tidak kalian (pakaian luar) halang-halangi.
Nasehatnya ternyata didengar oleh pakaian-pakaian itu. Mereka mulai melebarkan
belahan pundaknya. Dan memang ternyata banyak perempuan yang menyukainya.
Siasatnya tersebut membuat bra juga mulai diperhatikan karena kini perempuan
mulai tidak canggung memperlihatkan tali bra yang mereka kenakan.
Siasat pun
berlanjut. Ia berkata lagi “Ketebalan bahan kalian (pakaian luar) itu membuat
perempuan menjadi gerah dan tak akan tahan mengenakan kalian lama-lama. Buatlah
bahan yang tipis dan bentuklah diri kalian seperti bentuk tubuh perempuan!”
Selera perempuan yang kini ingin mengenakan pakaian yang lebih simple dan juga
ingin selalu tampil seksi itu memang masuk akal dengan apa yang dikritikkan
oleh bra tersebut. Kini pakaian itu mulai menjadi tipis dan ketat, membuat perempuan kini lebih merasa nyaman, bebas
bergerak dan tentunya membuat keseksian perempuan menjadi lebih terlihat. Tak
perlu menduga lagi bra pun menikmati kembali sisi positif itu bagi dirinya.
Meski dia cuma berada di dalam namun semua orang mulai mengetahui keberadaan
dirinya.
Belum puas juga bra terus mempengaruhi
pakaian-pakaian (luar) itu. Dia berkata, “Apa kamu ingat pujian-pujian hebat yang
datang kepada bikini? Itu karena manusia begitu mengagumi keindahan tubuh
perempuan. Jika kamu ingin memperoleh pujian hebat itu, buatlah tubuh perempuan
terlihat indah, buatlah juga dirimu menjadi lebih transparan agar keindahan
tubuh perempuan menjadi terlihat!” Nasehat bra memang selalu benar, dan
segeralah pakaian itu menuruti apa yang dikatakan bra. Benar saja banyak orang
yang sekarang memuji pakaian itu. Kini mereka mendapatkan pujian hebat layaknya
yang didapatkan bikini-bikini.
Dan sekarang selesailah bra mempengaruhi mereka.
Hari ini semua orang tahu keberadaan dirinya. Ia berhasil membuktikan bahwa bra
tak boleh dipandang sebelah mata lagi. Bra harus indah jika pakaian-pakaian itu
indah, bra harus seksi jika pakaian-pakaian itu ingin seksi.
Tapi apakah perjuangan bra ini sudah selesai sampai
di sini? Ataukah bra masih menginginkan keberadannya lebih diakui lagi? Apakah
bra akan berganti mempengaruhi perempuan untuk tidak memperhatikan pakaian dan
hanya memperhatikan bra sendiri?
Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Kesimpulannya, perkembangan fashion belakangan ini
sebenarnya berasal dari pemikiran bra yang muncul akibat diskriminasi yang
dilakukan kaum perempuan terhadapnya. Ketidakadilan yang dirasakannya itu
menggugah semangat juang bra. Dari kisah ini kita bisa memetik pelajaran, bahwa
jika ada ketidakadilan kita harus bisa melawannya dengan seluruh kemampuan yang
ada tanpa ada kata menyerah.
Berikut kisah juang yang ditulis secara ngawur lagi tidak dapat dipertanggungjawabkan ini. Semoga
tidak dijadikan sumber kajian ilmiah atau terlebih dijadikan referensi untuk
penyusunan skripsi. JANGAN..! Cukup dijadikan hiburan saja.
Langganan:
Postingan (Atom)